Awan mendung melapisi biru langit dan cerah mentari
Aku berhenti disini, di sebuah titik dimana ruang dan waktu membawaku
Gerbang ilusi terbuka, membuat bibir ini tak bisa berkata
Lalu takdir mempertemukan kau dan aku pada jembatan dimensi
Tapak kaki tak lagi menapak pada tanah yang sama
Kau dan aku adalah dunia yang saling berlawanan
Dimana kotor bagiku adalah bersih bagimu
Wajah-wajah penuh luka terbalut kain penuh darah
Tenggorokanku selalu tercekat saat ingin berteriak karena naluri ketakutanku
Lidahku kelu menatap kain-kain lusuh penuh robekan
Lama-lama aku mulai terbiasa dengan penglihatan yang tak nyaman
Jeritan-jeritan pada malam-malam yang sunyi terkadang membuat kepalaku sakit
Aku terusik
Kelemahanku membuat aku bahagia meski aku terlihat bodoh
Namun
Kelebihanku membuatku gila meski aku terlihat istimewa
Berbaur dengan mereka sama sekali bukan hal istimewa
Ini menakutkan
Bagaimana mungkin yang biasanya hanya melihat menjadi agresif dan pengusik
Kepalaku sakit, aku tercekik
Apa mau mereka? Mereka yang pernah nyata
Ya mereka selalu berkata 'kami pernah nyata'
Aku ingin berhenti dari sini
Dari dimensi waktu yang sangat berbeda
Aku menunggu keajaiban
Agar tak lagi menemui kalian 'yang pernah nyata'
Terimakasih telah membuat warna
Meski itu hanya ketakutan semata
Kalian memang pernah nyata
Aku percaya
Dan sekarang berhentilah
Jangan bawa aku lebih jauh
Terimakasih
Kalian yang pernah nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar