Jumat, 13 Februari 2015

Untuk Kalian yang Pernah Nyata

Awan mendung melapisi biru langit dan cerah mentari

Aku berhenti disini, di sebuah titik dimana ruang dan waktu membawaku

Gerbang ilusi terbuka, membuat bibir ini tak bisa berkata

Lalu takdir mempertemukan kau dan aku pada jembatan dimensi

Tapak kaki tak lagi menapak pada tanah yang sama

Kau dan aku adalah dunia yang saling berlawanan

Dimana kotor bagiku adalah bersih bagimu

Wajah-wajah penuh luka terbalut kain penuh darah

Tenggorokanku selalu tercekat saat ingin berteriak karena naluri ketakutanku

Lidahku kelu menatap kain-kain lusuh penuh robekan

Lama-lama aku mulai terbiasa dengan penglihatan yang tak nyaman

Jeritan-jeritan pada malam-malam yang sunyi terkadang membuat kepalaku sakit

Aku terusik

Kelemahanku membuat aku bahagia meski aku terlihat bodoh

Namun

Kelebihanku membuatku gila meski aku terlihat istimewa

Berbaur dengan mereka sama sekali bukan hal istimewa

Ini menakutkan

Bagaimana mungkin yang biasanya hanya melihat menjadi agresif dan pengusik

Kepalaku sakit, aku tercekik

Apa mau mereka? Mereka yang pernah nyata

Ya mereka selalu berkata 'kami pernah nyata'

Aku ingin berhenti dari sini

Dari dimensi waktu yang sangat berbeda

Aku menunggu keajaiban

Agar tak lagi menemui kalian 'yang pernah nyata'

Terimakasih telah membuat warna

Meski itu hanya ketakutan semata

Kalian memang pernah nyata

Aku percaya

Dan sekarang berhentilah

Jangan bawa aku lebih jauh

Terimakasih

Kalian yang pernah nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar